Masbarmawi

Berbagi Informasi, Ilmu dan Pengetahuan

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

08 Februari 2025

Perubahan Kalender Pendidikan Semester 2 Tahun Ajaran 2024/2025 di DIY: Implikasi dan Penyesuaian

 


Perubahan Kalender Pendidikan Semester 2 Tahun Ajaran 2024/2025 di DIY: Implikasi dan Penyesuaian

Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, serta Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 400.1/320/SJ tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi, telah membawa perubahan signifikan terhadap kalender pendidikan semester 2 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Dampak Perubahan terhadap Kalender Pendidikan

Seiring dengan adanya penyesuaian kebijakan nasional terkait hari libur dan cuti bersama, serta pengaturan pembelajaran selama bulan Ramadan, maka Peraturan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY Nomor 1051 Tahun 2024 tentang pedoman penyusunan kalender pendidikan tahun pelajaran 2024/2025 perlu ditinjau kembali. Beberapa aspek utama yang terdampak meliputi:

  1. Penyesuaian Jadwal Ujian dan Evaluasi Akademik. Dengan adanya perubahan jadwal hari libur nasional dan cuti bersama, pelaksanaan ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) di semester 2 perlu disesuaikan agar tidak berbenturan dengan hari libur yang telah ditetapkan dalam keputusan bersama tersebut.

  1. Pengaturan Kegiatan Pembelajaran di Bulan Ramadan, Surat Edaran Bersama yang mengatur pembelajaran di bulan Ramadan mengharuskan sekolah-sekolah di DIY untuk menyesuaikan waktu pembelajaran agar tetap efektif namun tidak mengurangi nilai spiritual ibadah puasa. Biasanya, jam belajar di bulan Ramadan dikurangi atau disesuaikan untuk memberikan waktu bagi peserta didik dalam menjalankan ibadah dengan optimal.
  1. Penyesuaian Libur Akhir Tahun Ajaran. Kalender pendidikan harus diselaraskan dengan ketetapan nasional mengenai libur sekolah dan cuti bersama, yang dapat berdampak pada waktu libur akhir tahun ajaran serta awal masuk tahun ajaran baru.

 

Rekomendasi untuk Sekolah dan Lembaga Pendidikan

Untuk mengakomodasi perubahan ini, sekolah dan lembaga pendidikan di DIY perlu melakukan langkah-langkah berikut:

  1. Merevisi kalender akademik internal sesuai dengan kebijakan terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan daerah.
  2. Menyesuaikan jadwal kegiatan sekolah, termasuk ujian, pembelajaran, dan liburan, agar tetap sesuai dengan target kurikulum tanpa mengorbankan efektivitas pembelajaran.
  3. Mengomunikasikan perubahan kepada peserta didik dan orang tua melalui surat edaran sekolah atau media komunikasi resmi agar mereka dapat menyesuaikan perencanaan akademik maupun keluarga.

Perubahan dalam kalender pendidikan semester 2 di DIY sebagai dampak dari keputusan bersama pemerintah pusat memerlukan tinjauan ulang terhadap regulasi yang telah ditetapkan di tingkat daerah. Dengan penyesuaian yang tepat, diharapkan efektivitas pembelajaran tetap terjaga tanpa mengabaikan aspek kesejahteraan siswa dan tenaga pendidik. Sekolah-sekolah di DIY diharapkan dapat menyesuaikan kebijakan ini dengan bijak guna menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika kebijakan nasional.


DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN


28 Januari 2025

Kesalahan Asumsi Masyarakat tentang Sekolah Gratis

 



Kesalahan Asumsi Masyarakat tentang Sekolah Gratis

Sekolah gratis sering dipandang sebagai solusi untuk memastikan pendidikan merata bagi semua anak. Namun, di balik niat mulia ini, banyak asumsi keliru dari masyarakat yang sering muncul. Kesalahpahaman ini tidak hanya memengaruhi cara pandang terhadap pendidikan gratis, tetapi juga menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis. Berikut adalah beberapa kesalahan asumsi masyarakat tentang sekolah gratis yang perlu diluruskan.

1. Gratis Berarti Tidak Ada Biaya Sama Sekali
Banyak orang mengira sekolah gratis benar-benar tanpa biaya. Padahal, meskipun biaya pendaftaran atau SPP tidak ada, kebutuhan lain seperti seragam, buku, alat tulis, hingga biaya kegiatan ekstrakurikuler tetap harus ditanggung oleh orang tua. Pendidikan gratis biasanya mencakup komponen dasar, sementara kebutuhan tambahan sering kali masih menjadi tanggung jawab keluarga.

2. Kualitas Sekolah Gratis Lebih Rendah
Ada anggapan bahwa sekolah gratis kurang berkualitas dibandingkan sekolah berbayar. Ini merupakan pandangan yang tidak selalu benar. Kualitas sekolah lebih dipengaruhi oleh manajemen sekolah, kualitas guru, dan fasilitas yang tersedia, bukan dari status biayanya. Banyak sekolah gratis, terutama yang didukung penuh oleh pemerintah, memiliki program dan tenaga pengajar yang sangat kompeten.

3. Guru di Sekolah Gratis Kurang Berdedikasi
Beberapa orang berasumsi bahwa guru di sekolah gratis kurang bersemangat dalam mengajar karena dianggap tidak mendapatkan imbalan yang cukup. Faktanya, guru di sekolah gratis sering kali memiliki dedikasi tinggi karena mereka bekerja dengan semangat untuk mencerdaskan bangsa. Tantangan mereka justru lebih besar karena harus mengajar siswa dari berbagai latar belakang dengan sumber daya yang terbatas.

4. Tidak Ada Tuntutan dari Sekolah Gratis
Masyarakat kadang berpikir bahwa sekolah gratis membebaskan siswa dari segala tuntutan, baik dalam hal akademik maupun disiplin. Padahal, sekolah tetap memiliki target dan aturan yang harus dipatuhi. Siswa di sekolah gratis tetap harus belajar keras dan mengikuti kegiatan sekolah dengan baik untuk mencapai prestasi.

5. Semua Masalah Pendidikan Bisa Diselesaikan dengan Sekolah Gratis
Ada pandangan bahwa sekolah gratis otomatis menyelesaikan semua masalah pendidikan, seperti putus sekolah atau kesenjangan akses pendidikan. Nyatanya, masalah pendidikan lebih kompleks, melibatkan faktor sosial, ekonomi, dan kesadaran masyarakat. Sekolah gratis hanya salah satu langkah, sementara perubahan pola pikir dan dukungan masyarakat juga sangat diperlukan.

6. Sekolah Gratis Selalu Mendapat Dana yang Cukup
Banyak yang mengira bahwa sekolah gratis mendapat dukungan dana penuh dari pemerintah tanpa hambatan. Kenyataannya, beberapa sekolah sering menghadapi tantangan dalam hal anggaran, seperti dana yang terlambat cair atau alokasi yang tidak mencukupi untuk kebutuhan operasional. Akibatnya, pihak sekolah harus mencari solusi kreatif agar proses belajar-mengajar tetap berjalan dengan baik.

Dengan memahami kesalahan asumsi ini, masyarakat diharapkan memiliki pandangan yang lebih realistis terhadap sekolah gratis. Program ini memang bertujuan mulia, tetapi keberhasilannya juga memerlukan kerja sama dari semua pihak, termasuk orang tua, guru, dan pemerintah.

 


24 Januari 2025

Mengenal Program Keahlian Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (MPLB)


Mengenal Program Keahlian Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (MPLB)

Program Keahlian Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis merupakan Program Keahlian yang ada pada SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen. Program Keahlian ini dahulu sering dikenal dengan Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran yang sebelumnya adalah Administrasi Perkantoran atau Kesekretarisan. Program Keahlian Manajemen Perkatoran dan Layanan Bisnis dirancang untuk membekali siswa dengan kemampuan manajerial, administratif, dan teknologi informasi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja modern. Program ini mengintegrasikan pembelajaran teori dengan praktik untuk menciptakan profesional yang mampu mengelola berbagai aspek administrasi perkantoran, layanan pelanggan, serta koordinasi bisnis. Siswa dilatih untuk menguasai keterampilan seperti pengelolaan dokumen, komunikasi bisnis, pengelolaan waktu, dan penggunaan perangkat lunak manajemen yang mutakhir.


Keunggulan utama dari program ini adalah fokus pada adaptasi teknologi digital dalam manajemen perkantoran. Siswa diperkenalkan pada sistem pengelolaan dokumen elektronik, otomasi administrasi, serta perangkat lunak kolaborasi untuk meningkatkan efisiensi kerja. Selain itu, pembelajaran dirancang agar siswa memahami pentingnya etika kerja dan kepemimpinan dalam lingkungan profesional, menciptakan individu yang tidak hanya terampil tetapi juga memiliki integritas dan kemampuan interpersonal yang kuat.


Lulusan program ini memiliki peluang kerja yang sangat beragam, mencakup sektor pemerintah maupun swasta. Mereka dapat bekerja sebagai staf administrasi, manajer kantor, asisten eksekutif, hingga spesialis layanan pelanggan. Dengan perkembangan ekonomi kreatif dan digital, lulusan juga berpeluang untuk menjajaki profesi sebagai koordinator proyek, virtual assistant, atau administrator sistem online. Keterampilan yang didapat memungkinkan mereka untuk bekerja di berbagai industri seperti pendidikan, kesehatan, perbankan, hingga startup teknologi.


Tidak hanya sebagai pekerja, lulusan juga dapat menjadi wirausahawan di bidang layanan bisnis. Mereka memiliki bekal untuk membuka usaha seperti jasa konsultasi administrasi, manajemen event, atau layanan sekretariat virtual. Dengan keahlian digital dan administrasi, mereka mampu menciptakan solusi inovatif untuk kebutuhan bisnis skala kecil hingga menengah. Peluang ini memberikan fleksibilitas dalam merancang karier yang sesuai dengan passion dan tujuan hidup masing-masing individu.


Secara keseluruhan, Program Keahlian Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis menawarkan paket lengkap untuk mencetak sumber daya manusia yang kompeten dan siap bersaing di era global. Dengan mengutamakan kolaborasi, efisiensi, dan inovasi, lulusan program ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak kemajuan organisasi, baik secara lokal maupun internasional. Hal ini menjadikan program ini pilihan yang strategis bagi siapa saja yang ingin mengejar karier di bidang manajemen dan layanan bisnis.


23 Januari 2025

Peran Sekolah dalam Memastikan Terlaksananya Implementasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Peran Sekolah dalam Memastikan Terlaksananya Implementasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat


Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat talah diluncurkan secara resmi oleh  pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada pada Jumat (27/12/2024) tahun lalu.

Melalui gerakan ini pemerintah ingin mewujudkan generasi emas Indonesia pada 2045. Untuk itu masyarakat secara umum juga perlu memahami 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Selain masyarakat secara umum, sekolah juga  harus berperan dalam memastikan terlaksananya implementasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang meliputi:


Selain memastikan keterlaksanaan 7 kebiasaan diatas, sekolah juga bisa melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

  1. mendorong pelaksanaan kegiatan Pagi Ceria di sekolah yang dimulai sebelum pembelajaran, dengan aktivitas senam pagi Anak Indonesia Hebat untuk meningkatkan kesehatan fisik siswa sekurang kurangnya 2 (dua) kali dalam seminggu dan menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk menanamkan semangat kebangsaan, dan  berdoa bersama untuk memulai hari dengan energi positif. Panduan Senam Anak Indonesia Hebat dapat diunduh pada tautan: cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/gerakan7kebiasaan/#videosenam
  2. membentuk generasi Indonesia yang hebat, kuat secara jasmani dan rohani, melalui penguasaan kompetensi dalam sains, teknologi, dan berbagai keterampilan abad 21, seperti critical thinking, creativity, collaboration, dan communication bagi peserta didik.
  3. mengedepankan pembentukan karakter (character) dan rasa kebangsaan (citizenship), untuk menghasilkan generasi dengan kompetensi intelektual, sosial, dan spiritual yang baik



26 Juli 2021

Capaian Pembelajaran Informatika SMK PK

Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Informatika SMK

Sebelum kita membahas tengang Capian Pembelajaan Informatika SMK PK terlebih dahulu kita lihat baru dari kurikulum 2021 bila dibangingkan dengan kurikulum 2013. Hal yang baru dalam Kurikulum SMK Tahun 2021 adalah adanya perbedaan signifikan dengan Kurikulum 2013. Salah satu perubahan yang ada dalam kurikulum SMK 2021 adalah Pengajaran yang sesuai dengan Capaian dan Tingkat Pengetahuan Peserta Didik, karena hal tersebut merupakan hal tepat dalam pembelajaran kepada peserta didik. Pembelajaran yang sesuai dengan capaian dan tingkat pengetahuan peserta didik merupakan implementasi dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dimana pembelajaran berpusat pada peserta didik. Sekilas tentang pengajaran sesuai dengan capaian atau tingkat kemampuan dapat dilihat di bawah ini.


Dari sekilas mengenai pengajaran sesuai dengan capaian atau tingkat kemampuan di atas terutama pada poin 3 bahwa dalam setiap fase ataupun tingkat memiliki capaian pembelajaran yang harus di capai. Ada tiga tahapan yang harus dilalui dalam pembelajaran sesuai dengan capaian atau tingkat kemampuan seperti dalam gambar di bawah ini:


Mata pelajaran Informatika memberikan fondasi berpikir komputasional yang merupakan kemampuan problem solving yaitu keterampilan generik yang penting seiring dengan perkembangan teknologi digital yang pesat. Peserta didik ditantang untuk menyelesaikan persoalan komputasi yang berkembang mulai dari kelas I sampai dengan kelas XII, mulai dari data sedikit sampai dengan data banyak, mulai dari persoalan kecil dan sederhana sampai dengan persoalan besar, kompleks, dan rumit, serta mulai dari hal yang konkrit sampai dengan abstrak dan samar atau ambigu

 

Mata pelajaran Informatika bertujuan untuk mengantarkan peserta didik menjadi “computationally literate creators” yang menguasai konsep dan praktik informatika, yaitu:

  1. berpikir komputasional
  2. memahami ilmu pengetahuan yang mendasari informatika
  3. terampil berkarya dalam menghasilkan artefak komputasional sederhana
  4. terampil dalam mengakses, mengelola, menginterpretasi, mengintegrasikan, mengevaluasi informasi, serta menciptakan informasi baru dari himpunan data dan informasi yang dikelolanya
  5. menunjukkan karakter baik sebagai anggota masyarakat digital
Mata pelajaran Informatika mengintegrasikan kemampuan berpikir komputasional, keterampilan menerapkan pengetahuan informatika, serta pemanfaatan teknologi (khususnya TIK) secara tepat dan bijak sebagai objek kajian dan alat bantu untuk menghasilkan solusi efisien dan optimal dari persoalan yang dihadapi masyarakat dengan menerapkan rekayasa dan prinsip keilmuan informatika. Elemen mata pelajaran Informatika saling terkait satu sama lain membentuk keseluruhan mata pelajaran Informatika sebagaimana diilustrasikan pada gambar bangunan informatika di bawah ini.


Mata pelajaran Informatika terdiri atas delapan elemen berikut ini.

  1. Berpikir komputasional (BK) mengasah keterampilan problem solving sebagai landasan untuk menghasilkan solusi yang efektif, efisien dan optimal dengan menerapkan penalaran kritis, kreatif dan mandiri.
  2. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan menjadi perkakas dalam berkarya dan sekaligus objek kajian yang memberikan inspirasi agar suatu hari peserta didik menjadi pencipta karya-karya berteknologi yang berlandaskan informatika.
  3. Sistem komputer (SK) adalah pengetahuan tentang bagaimana perangkat keras dan perangkat lunak berfungsi dan saling mendukung dalam mewujudkan suatu layanan bagi pengguna baik di luar maupun di dalam jaringan komputer/internet.
  4. Jaringan Komputer dan Internet (JKI) memfasilitasi pengguna untuk menghubungkan sistem komputer dengan jaringan lokal maupun internet.
  5. Analisis data (AD) memberikan kemampuan untuk menginput, memproses, memvisualisasi data dalam berbagai tampilan, menganalisis, dan menginterpretasi serta mengambil kesimpulan serta keputusan berdasarkan penalaran.
  6. Algoritma dan Pemrograman (AP) mengarahkan peserta didik menuliskan langkah penyelesaian solusi secara runtut dan menerjemahkan solusi menjadi program
  7. Dampak Sosial Informatika (DSI) menyadarkan peserta didik akan dampak informatika dalam: (a) kehidupan bermasyarakat dan dirinya, khususnya dengan kehadiran dan pemanfaatan TIK, dan (b) bergabungnya manusia dalam jaringan komputer dan internet untuk membentuk masyarakat digital.
  8. Praktik Lintas Bidang (PLB) melatih peserta didik bergotong royong untuk untuk menghasilkan artefak komputasional secara kreatif dan inovatif dengan mengintegrasikan semua pengetahuan informatika maupun pengetahuan dari mata pelajaran lain, menerapkan proses rekayasa atau pengembangan (design, implement, debugging, testing, refining), serta mendokumentasikan dan mengomunikasikan hasil karyanya.
Beban belajar setiap elemen pada mata pelajaran informatika tidak sama. BK, AD, AP, dan PLB memiliki beban belajar paling besar yang memungkinkan peserta didik berpikir kritis dan kreatif tanpa batas. SK dan JKI diberikan terbatas pada pengetahuan dasar dan penggunaannya. TIK dan DSI dapat diberikan sambil melakukan kegiatan yang berkaitan dengan elemen lainnya, dimana perkakas TIK saat ini semakin intuitif yang mudah dipelajari dan dimanfaatkan, sedangkan DSI merupakan aspek dari setiap area pengetahuan informatika untuk menumbuhkan kepedulian pada masyarakat dan pembentukan karakter baik sebagai warga dunia maupun warga digital. Secara lebih lengkapnya Capaian Pembelajaran Per-fase dan Elemennya dapat di lihat atau di download disini